Negeri Petani

saya baru saja membaca salah satu koran dalam negeri yang memuat berita tentang keberhasilan salah satu artis pendatang baru yang berhasil mencapai PLATINUM. Namun ternyata persyaratan untuk mendapatkan platinum ini telah turun dari penjualan album yang sebelumnya harus mencapai 150 ribu keping (media CD dan Kaset) namun sekarang standar tersebut diturunkan hingga hanya 75 ribu keping. sedangkan penghargaan Gold kalau dulunya diberikan untuk penjualan diatas 100 ribu keping namun sekarang juga ikut di turunkan standarnya menjadi 50 ribu, saja. ada apa ya ?
kalau menurut mas Leo pengaruh terbesar dari fenomena tersebut adalah berubahnya pola konsumsi dari remaja sebagai konsumen terbesar, dari membeli kaset menjadi membeli pulsa. nah sedangkan urusan untuk menikmati lagu bisa lewat media yang lebih canggih seperti bluetooth, cara yang tidak beradab seperti kaset di lapak-lapak, atau cara yang sedikit "beradab" melalui RBT. bahkan para perusahaan rekaman sedang membuat kategorisasi baru untuk "penjualan" lagu dengan media RBT, entah bagaimana standarisasinya.
Nah sekarang apa pula hubungannya dengan negeri petani? kira-kira aja sendiri. ini salah satu sawahnya. Mari kita garap sama-sama. ^wink^
areal persawahannya:
sawah 1
sawah 2
wah jadi punya ide nih, ...! pendam aja dulu ah ntar kalo matang baru di-TOA*-kan...

*tau TOA kan? itu speaker besar yang bentuknya kerucut dan biasanya dipake pendemo untuk demo (yha ialah, masa untuk tidur). alias pengganti kata publish (my version, like or not, it's not my business)

Tidak ada komentar: